Wakil Ketua III DPRD Kota Bekasi Meminta masyarakat agar tidak sembarangan menyerahkan data pribadi

PATROLI BINS, KOTA BEKASI - Beberapa waktu lalu, masyarakat Kota Bekasi dihebohkan dengan berita adanya sejumlah warga yang mengikuti proses pemindaian iris mata menggunakan alat khusus berbentuk bola (Orb) dengan mendapatkan imbalan uang antara Rp300 ribu hingga Rp 800.000,-

Kehebohan itu membuat Wakil Ketua III DPRD Kota Bekasi dari Fraksi Gerindra Demokrat, Puspa Yani angkat suara. Ia mengimbau masyarakat agar tidak sembarangan menyerahkan data pribadi, terutama data biometrik seperti retina mata kepada pihak yang belum jelas tujuan dan legalitas perusahaannya.

Himbauan ini Ia sampaikan lantaran, tersiar kabar bahwa Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah membekukan Perusahaan Worldcoin.

“Kalau yang saya dengar bahwa imbalan uang tunai yang dijanjikan tidak sebanding dengan risiko penyalahgunaan data pribadi. Sayangnya, warga banyak yang tertarik lantaran dijanjikan uang, padahal mereka tidak tahu data matanya akan digunakan untuk apa. Ini sangat berisiko,” ujarnya.

Puspa menerangkan, data biometrik seperti iris mata adalah informasi yang sangat sensitif. Jika disalahgunakan, warga bisa kehilangan akses terhadap layanan penting seperti perbankan atau bahkan perangkat digital mereka.

“Masyarakat harus berhati-hati, karena belum ada jaminan keamanan data yang jelas. Jangan sampai masyarakat dirugikan, harus ada mitigasi yang tepat,” ucapnya.

Dirinya meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk memantau serta mengawasi aktifitas perusahaan jasa seperti aktivitas Worldcoin dan WorldID, sebagai bentuk tanggung jawab atas perlindungan warga. 

(Adv/Setwan)